Parasitologi adalah adalah suatu
ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Tetapi
dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas mempelajari organisme
parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes,
arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis.
Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing
parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya.
Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu
hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes). Predator
adalah organisme yang hidupnya juga bersifat merugikan organisme lain (yang
dimangsa). Bedanya, kalau predator ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari yang
dimangsa, bersifat membunuh dan memakan sebagian besar tubuh mangsanya.
Sedangkan parasit, selain ukurannya jauh lebih kecil dari hospesnya juga tidak
menghendaki hospesnya mati, sebab kehidupan hospes sangat essensial dibutuhkan
bagi parasit yang bersangkutan.
Menyadari akibat yang dapat
ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu
dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal
tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme
parasit yang bersangkutan selengkapnya. Tujuan pengajaran parasitologi, dalam
hal ini di antaranya adalah mengajarkan tentang siklus hidup parasit serta
aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus
hidup parasit, kita akan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat
terinfeksi oleh parasit, serta bagaimana kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkannya.
Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat
menentukan cara pencegahan dan pengendaliannya.
Laboratorium parasitologi adalah
salah satu sarana yang digunakan untuk penelitian dan pemeriksaan berbagai
jenis parasit. Berbagai jenis parasit dari jenis amoeba,protozoa,jamur,dan
lainnya bisa diperiksa di laboratorium parasitologi dengan bantuan mokroskop.
Sedangkan jenis cacing dan serangga bisa diamati secara makroskopis.
URAIAN
A.
Pengertian
Laboratorium parasitologi adalah
salah satu sarana yang digunakan untuk penelitian dan pemeriksaan berbagai
jenis parasit. Berbagai jenis parasit dari jenis amoeba,protozoa,jamur,dan
lainnya bisa diperiksa di laboratorium parasitologi dengan bantuan mokroskop.
Sedangkan jenis cacing dan serangga bisa diamati secara makroskopis.
Laboratorium Parasitologi
mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam mengidentifikasi berbagai organisme
yang tergolong parasit, diantaranya protozoa darah, protozoa usus, protozoa
jaringan, Nemathoda jaringan, Nemathoda usus, Cestoda, Trematoda,
serta pemeriksaan tinja umtuk identifikasi parasit dan sediaan darah
malaria. Identifikasi dilakukan melalui pengamatan langsung pada preparat
parasitologi dengan bantuan mikroskop dan pembuatan preparat. Laboratorium
parasit dilengkapi dengan mikroskop binokuler, digital camera DCE-2,
alat dan bahan pembuatan preparat.
Laboratorium Entomologi-Parasitologi
merupakan laboratorium pengembangan keilmuan dan pelayanan yang terdiri dari 3
bidang, yaitu Entomologi, Parasitologi dan Akarologi. Pengembangan
keilmuan dan pelayanan dalam tiga bidang tersebut diupayakan dalam rangka ikut
berperan dalam meningkatkan pelayanan pendidikan, penelitian serta pengabdian
pada masyarakat.
B.
Fungsi
1. Melakukan
identifikasi parasit yang terkandung dalam suatu sampel
2. Melakukan
penelitian yang berhubungan dengan parasit
3. Menegakkan
diagnosa dokter
4. Melakukan
pengamatan jenis –jenis parasit baik secara makroskopis maupun mikroskopis
Laboratorium
Parasitologi merupakan 1 dari 12 laboratorium penunjang pendidikan yang
dimiliki oleh Fakultas Kedokteran UNISSULA Semarang. Laboratorium ini terletak
di Gedung paling timur Lantai 1 di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
(RSISA) Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 5011
Di
laboratorium ini kita akan mempelajari tentang agent, vektor dan penyakit yang
memiliki keterlibatan adanya parasit di dalamnya, seperti insecta, helminthes,
dan protozoa.
Setelah
melakukan praktikum di laboratorium parasitologi, para praktikan diharapkan
mampu mengetahui, mengenal dan memahami tentang penyakit yang memiliki
keterlibatan adanya parasit, memahami dan bisa melakukan pemeriksaan
laboratorik yang dapat dilakukan untuk menegakkan adanya penyakit yang
disebabkan oleh parasit, dan mengetahui morfologi dari parasit yang menjadi
penyebab atau perantara suatu penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar